BREAKING NEWS

Akhirnya, Kemerdekaan Ekonomi Itu Hadir di Desa! (Katanya)

Kemerdekaan Ekonomi Itu Hadir di Desa

FOKUS TV
- Rakyat Indonesia, bersoraklah! Kemerdekaan sejati yang selama ini kita nanti, konon, akhirnya tiba.

Bukan soal libur panjang. Bukan pula diskon gede-gedean di marketplace.

Ini soal kemerdekaan yang lebih "substansial": kemerdekaan ekonomi.

Begitulah gaung yang terdengar dari Desa Bentangan, Wonosari, Klaten.

Tepatnya saat Bapak Presiden kita, Prabowo Subianto, meluncurkan sesuatu yang gahar: 80 ribu Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih.

Ya, 80 ribu, bukan cuma 80 biji. Catat itu!

Presiden Prabowo, dengan blak-blakan (yang kadang bikin kita terkesima), menyatakan hal ini.

"Kemerdekaan sejati adalah kemerdekaan ekonomi."

"Kita sudah memiliki seluruh lembaga kenegaraan—DPR, MPR, DPD, gubernur, menteri. Kita punya semua itu," ujarnya.

"Tetapi rakyat kita masih ada yang lapar, masih hidup dalam kemiskinan. Ini artinya kita belum merdeka."

Sebuah statement yang jujur, menyentil, dan mungkin bikin beberapa jajaran di lembaga-lembaga tadi auto-cek email masuk.

Kira-kira mau ada evaluasi kinerja mendadak, atau gimana?

Tampaknya, lapar dan miskin di tengah gemerlap lembaga negara memang bukan vibes kemerdekaan yang ideal.

Presiden Prabowo lantas menggarisbawahi: negara merdeka itu yang rakyatnya kenyang, sejahtera, dan hidupnya layak.

Nah, ini dia goals-nya!

Makanya, Kopdes Merah Putih hadir sebagai kuda hitam penyelamat.

Tujuannya mulia: membangun kekuatan ekonomi dari desa, biar rata kemakmuran, dan yang paling penting.

Membebaskan kita dari cengkraman "kemiskinan struktural". Struktural lho, bukan cuma gara-gara lupa narik duit dari ATM.

"Koperasi adalah alat bagi yang lemah untuk mengubah kelemahan menjadi kekuatan," tegas Presiden.

"Koperasi adalah sarana untuk mencapai kedaulatan dan kemerdekaan yang sejati."

Wah, jadi selama ini kita lemah ya?

Tapi tenang, kini ada koperasi yang siap menyulap kelemahan jadi kekuatan super! Mirip-mirip Power Rangers, tapi ini versi ekonomi desa.

Beliau juga mengingatkan, semangat koperasi ini sudah jadi warisan para pendiri bangsa.

Jadi, ini bukan inovasi kaleng-kaleng, tapi reinkarnasi semangat lama.

Harapan besar digantungkan pada 80 ribu Kopdes ini.

Presiden ingin Kopdes Merah Putih jadi benteng pertahanan ekonomi kita dari gerusan ketimpangan global.

Targetnya jelas: rantai pasok dibikin sesimpil mungkin.

Biar petani dan warga desa nggak lagi dikerjain tengkulak dan rentenir.

Fiuh, semoga saja para tengkulak dan rentenir ini tidak punya cara baru untuk menemukan celah lainnya.

Acara peluncuran spektakuler ini dihadiri banyak pemangku kepentingan.

Para menteri yang ditempa di Ibu Kota.

Kepala daerah yang sibuk mengurusi wilayahnya.

Seluruh kepala desa se-Jawa Tengah (pasti capek di jalan).

Dan para pengurus koperasi dari berbagai penjuru negeri.

Semuanya hadir, tumplek-blek, demi menyaksikan titik awal kemerdekaan ekonomi yang dijanjikan.

Semoga saja janji kemerdekaan ini bukan hanya pepesan kosong, seperti janji-janji manis di tahun politik.

Kalau tidak, bisa-bisa rakyat malah makin merana menanti kemerdekaan yang tak kunjung tiba.

Penulis: Fuad
Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar